Trump, Trade War and  Currency War

Trump, Trade War and Currency War

Diperbarui • 2019-11-11

Presiden Amerika yang  ke 45 saat ini selalu penuh dengan kejutan dan membuat pasar keuangan menjadi seperti Roller Coaster. Setelah Presiden Trump mengkritik kebijakan moneter The Fed, akan kenaikan suku bunga yang nilai sangat agresif dan sangat memberatkan sector industry amerika, Trump juga menuduh Uni Eropa dan China melakukan manipulasi mata uangnya, serta Amerika kembali memprovokasi China dengan kenaikan tariff susulan senilai $500 milliar, sehingga ini akan membuat api perang dagang akan tetap berkobar kedepannya. Dan pada hari ini kembali Trump membuat keributan di twitter dengan mengecam Presiden Iran dengan kata – kata yang semuanya huruf besar “ NEVER, EVER THREATEN THE UNITED STATES AGAIN OR YOU WILL SUFFER CONSEQUENCES THE LIKES OF WHICH FEW THROUGHOUT HISTORY HAVE EVER SUFFERED BEFORE. WE ARE NO LONGER A COUNTRY THAT WILL STAND FOR YOUR DEMENTED WORDS OF VIOLENCE & DEATH. BE CAUTIOUS!”

Dengan melihat fenomena diatas maka dapat dilihat bahwa pelaku pasar mulai takut adanya intervensi kuat dari Presiden Amerika terhadap The Fed, yang selama ini menjadi acuan bagi bank sentral diseluruh dunia. Jika Amerika sebagai negara super power sudah dapat melakukan intervensi terhadap lembaga negara yang independen setingkat The Fed maka negara lain pun disinyalir akan melakukan hal yang sama dan ini tentunya tidak baik untuk pertumbuhan ekonomi dan politik serta moneter global. Kritik Trump terhadap the Fed yang ingin mata uangnya melemah seakan akan The Fed akan di control arah kebijakannya oleh Trump guna membalas atas tindakan china yang dinilai telah melakuan pelemahan mata uangnya Yuan, guna melawan tariff Amerika.

Dengan China melemahkan mata uangnya maka mata uang Amerika menjadi menguat, dan jika The Fed melakukan kenaikan suku bunga secara agresif, dapat dipastikan penguata akan US Dollar tidak akan terbendung lagi. Hal ini yang menjadi kekhawatiran Presiden Trump, dimana dengan tingginya mata uang US Dollar akan membuat Harga Pokok Produksi dari product Amerika menjadi mahal dan tidak dapat bersaing dengan product China atau bahkan product eropa (karena Trump mengecam kedua negara tersebut melakukan manipulasi terhadap mata uangnya). Kekuasaan Presiden Amerika ditangan Trump seperti terlihat absolut, sehingga walaupun di G20 menteri keuangan Amerika, Mnuchin bahwa Presiden Trump tidak akan mengintervensi kebijakan The Fed, tetapi dengan setiap langkah yang di tempuh Trump dapat saja melewati garis wewenangnya. Ketakutan akan perang dagang dapat berkembang menjadi perang mata uang dimana setiap negara akan melemahkan mata uangnya disaat The Fed mulai dikuasai oleh Gedung Putih.

 

EMAS

Ketakutan, kepanikan atau ketidakpastian, akhir akhir ini terlihat sangat sering terjadi, mengingat factor geopolitik dan moneter sepeti sudah bercampur. Sehingga akan berpengaruh kepada mata uang dan komoditas dunia. Dalam beberapa waktu lalu telah dibahas bagaimana saat perang dagang berlamgsung membuat inflasi global menurun dan akan membuat harga emas berada dalam tekanan turun. Tetapi disaat Perang dagang berubah menjadi perang mata uang maka emas akan kembali menjadi primadona, mengingat pelemahan mata uang diseluruh dunia akan membuat harga emas dunia meroket. Belum lagi Trump mulai melakukan tekanan pada Presiden Iran yang dapat berujung dengan Perang Teluk. Tetapi jika perang mata uang dan perang teluk tidak terjadi, maka penurunan emas masih akan berlanjut.

Channel downtrend selama 6 minggu terakhir di XAUUSD, mempunyai batas atas dan bawah masih belum dapat dilewati dengan batas bawah 1200 an – 1230 an. Sehingga gold masih mempunyai harga sideways dengan kecenderungan turun jika level 1225 dilewati, tetapi sebaliknya jika batas atas 1240 dilewati, maka harga emas akan naik sampai dilevel 1257

xauusd 23 juli.png

Menyerupai

XTIUSD Pertahankan Momentum Kenaikan Untuk Hari Ke Tujuh
XTIUSD Pertahankan Momentum Kenaikan Untuk Hari Ke Tujuh

Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi

Ketegangan Geopolitik Meningkat, Minyak di Kisaran Tinggi
Ketegangan Geopolitik Meningkat, Minyak di Kisaran Tinggi

Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.

Berita terbaru

Data Ekonomi Australia Melemah, Seiring Melemahnya Inflasi
Data Ekonomi Australia Melemah, Seiring Melemahnya Inflasi

Pasar saham Asia memiliki sentimen sideways dengan bias bearish pada perdagangan Kamis (28/03/2024), karena adanya sentimen ketidakpastian menjelang data indeks harga PCE AS..penjualan ritel Australia dirilis lebih kecil dari perkiraannya.

USDCAD Berusaha Hentikan Penurunan Tiga Hari
USDCAD Berusaha Hentikan Penurunan Tiga Hari

USDCAD terlihat berusaha keras mempertahankan momentum bullish pada hari Kamis (28/03/2024),..Pasar akan berfokus pada data PDB Kanada yang dirilis malam ini pukul 19.30 WIB.

Deposit dengan sistem pembayaran bank lokal DI INDONESIA

Pemberitahuan pengumpulan data

FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.

Ditelepon kembali

Manajer kami akan menghubungi Anda

Merubah nomor

Permintaan Anda diterima.

Manajer kami akan menghubungi Anda

Permintaan panggilan balik berikutnya untuk nomor telepon ini
akan tersedia setelah

Jika Anda memiliki masalah mendesak, silakan hubungi kami melalui
Live chat

Internal error. Silahkan coba lagi

Jangan buang waktu Anda – tetap awasi dampak NFP terhadap dolar dan raup profitnya!

Anda menggunakan versi browser lama Anda.

Perbarui ke versi terbaru atau coba yang lain untuk pengalaman trading yang lebih aman, lebih nyaman dan produktif.

Safari Chrome Firefox Opera